Sabtu, 25 Maret 2017

Irwan Sasongko (KONTRAKTOR)

KALENDER JAYA BAYA

MESKI tergolong sebagai genaris muda,Irwan sasongko tak pernah lepas dari adat tionghoa yang kental dalam kehidupan sehari-harinya.Maklum,bungsu dari tiga bersaudara ini sejak kecil selalu mengikuti berbagai aturan dan tradisi Tionghoa yang diterapkan oleh kedua orang tuanya.

Salah satu kepercayaan uang paling terkenal dalam budaya Tionghoa adalah penggunaan feng shui dalam berbagai elemen kehidupan.Di pekerjannya sehari-hari,pria dengan nama mandarin Lie Swie Bie ini juga menerapkan ilmu tersebut."Karena saya hidup di adat Tionghoa yang masih kental,bagaimana pun pasti terpengaruh,"ujarnya.
Sejatinya,feng shui merupakan salah satu ilmu yang bisa dipelajari.Jika ditelisik lebih dalam,ada ilmu dan perhitungan yang bukan hanya perkiraan semata."Sewaktu saya kuliah,ada mata kuliah yang mempelajari tentang feng shui dan hong shui,"kata alumnus Universitas Kristen Petra Surabaya tersebut.

Irwan mencontohkan ketika dirinya hendak memulai suatu proses pembuatan bangunan baru.Meski pemilik aslinya tidak terlalu percaya adat,dirinya tak pernah lpa melakukan ritual selametan atau berdoa sesuai kepercayaan masing-masing.Bahkan,untuk menentukan tanggal pembangunan pun,ayah dari tiga anak ini juga menghitung tanggal dan hari.

"Untuk menentukan tanggal pun saya masih menggunakan kalender Jaya Baya.Biasanya setiap mau memulai proyek,saya beserta pekerja yang terlibat di Proyek tersebut menggelar selametan kecil.Meskipun yang punya nggak percaya,saya tetap melakukannya dengan saya sendiri yang menentukan tanggal,"tuturnya.

Meskipun dianggap kurang rasional,Irwan mengaku banyak mengalami hal-hal aneh jika dirinya tak memulai proyek dengan berdoa.Ada saja kejadian yang menimpa jika proyeknya tidak diawali dengan berdoa."salah satu contohnya ketika membangun sebuah tempat ibadah.Karena pemilik dan jemaatnya tidak percaya dengan prosesi demikian,ada saja masalahnya,seperti kecelakaan kerja selama proses pembangunan,"terang pria kelahiran 31 Oktober 1979 ini.

Begitu pula dengan penerapan feng shui di pembangunan yang dia jalani.Dirinya juga menerapkan kepercayaan Tionghoa dalam arsitektur yang dia rancang."Kadang ada juga klien yang minta ukuran-ukuran tertentu sesuai dengan kepercayannya.Ya kita turuti,dengan pakai meteran yang ada tulisan Mandarinnya.Saya sendiri nggak bisa baca,"selorohnya.

Tradisi seperti ini,kata dia,memang masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Tionghoa.Pun halnya dengan generasi muda."Ada yang mungkin keluarganya cuek dan tidak percaya,tetapi mayoritas masih menerapkan adat tradisional Tionghoa,"terang pria yang telah menggeluti dunia konstruksi sejak 2002 ini.

Menjelang tahun baru imlek,Irwan juga masih menjalankan tradisi yang rutin diadakan dalam keluarganya.Selain berkumpul dengan keluarga besar,juga membagikan angpau atau uang saku kepada anak-anak di keluarganya."Ya meskipun tidak 100 persen,tapi karena didikan orang tua,saya selalu terapkan berbagai tradisi Tionghoa pada anak-anak saya,termasuk tradisi silaturahmi jelah tahun baru Imlek,"pungkasnya.(lin/har)

Sumber:Radar Jember  28 januari 2017
disalin oleh :(af)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar