Senin, 27 Maret 2017

Belum Move On dari Broadcasting


PENGALAMANNYA menjadi penyiar radio menjadi hal yang apling berkesan dalam kehidupan Fevitri Sulistianingsih. Sejak SMA, perempuan 29 tahun itu sering mengikuti seleksi penjaringan calon penyiar.

Meski sering kali gagal, akhirnya pada 2009 dia lolos menjadi penyiar di sebuah radio swasta di Jember. Kala itu, dia menjadi satu dari tiga penyiar newcomers yang lolos.
Pernah Juara Best Reportase
Sebelumnya, Fevtri mesti beradu kecakapan dengan 50 peserta lainnya yang juga punya keinginan sama.

Dia menilai, penyiar merupakan profesi yang keren sekaligus menantang. Alasannya, dia di tutut tahu banyak hal untuk mampu membawakan acara radio dengan segmen apa pun. Selain itu, dengan menjadi penyiar, dia bisa mengenal banyak orang. "Meskipun cuma dikenal suara dan namanya saja," ujarnya, sambil tertawa.

Namun, dua tahun berselang, Fevtri terpaksa mundur dari dua kepenyiarannya demi fokus pada tugas akhir kuliahnya. Kendati demikian, dia mengaku tak meninggalkan dua broadcasting sama sekali.

Buktinya, pada 2013, sarjana ekonomi dari Universitas Jember itu sempat mengikuti lomba kepenyiaran yang di gelar di Jember. Hasilnya, dia berhasil membawa pulang piala untuk kategori best reportase (reportase terbaik).

Saat ini fevtri kadang masih diajak beberapa kawan sesama penyiar dulu menjadi tamu pengisi dalam acara radio. Kesempatan itu dia manfaatkan sebagai obat kangennya bersiaran. "Saya masih kangen suasana di studio siar dan masih kangen siaran lagi," pungkasnya. (was/har)

Sumber Radar Jember 30 Januari 2017 (Yn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar