Sabtu, 01 April 2017

Mulai Gagas Wisata Arsip


LUMAJANG - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lumajang terus benah-benah. Jika perpustakaan akan didesain cafe baca, arsip akan mencontoh yang ada di Pemprov Jawa Timur.

Memang, banyak yang gagal paham soal arsip. Arsip yang merupakan rekaman, dokumen atau catatan otentik dari aktivitas ini sering dipandang sebelah mata. "Kabid Kearsipan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lumajang.

Mantan Kabid di Dinas Koperasi dan UKM Lumajang ini menjelaskan, padahal arsip memiliki nilai yang tinggi dan vital. Kasus-kasus sengketa tanah misalnya. Kekalahan disebabkan oleh ketiadaan dokumen yang menjadi bukti otentik kepemilikan lahan. Jika arsip hilang, dia menegaskan bahwa aset juga bisa melayang.


Arsip menurut dia adalah identitas dan jati diri bangsa. Sebagai memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan arsip harus dikelola dan diselamatkan oleh pemerintah. Itu berguna untuk menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya. Juga untuk menjamin perlindungan kepentingan negara dan hak-hak keperdataan masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan mendukung terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih. Serta peningkatan kualitas pelayanan publik, penyelenggaraan kearsipan harus dilakukan dalam suatu sistem.

Dia menjelaskan sistem yang dimaksud adalaha sistem penyelenggaraan kearsipan yang komprehensif dan terpadu. Dia mengakui, penyelenggaraan kearsipan saat ini,pada dasarnya belum bersifat terpadu. Juga belum sistemik dan komprehensif.

Semua itu kata dia tidak lepas dari pemahaman dan pemaknaan umum terhadap arsip. Semua masih terbatas dan sempit. Termasuk di kalangan penyelenggara pemerintahan. Karena itulah, pihaknya akan melakukan sejumlah langkah-langkah.

Drs Yos Sudarso, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan menegaskan bahwa pihaknya mulai melirik sejumlah penataan arsip yang mumpuni untuk diteladani. Dia menyebutnya seperti yang ada di pemprov Jawa Timur.

Disana kata dia sudah menerapkan dan mengembangkan program wisata arsip. "Dengan menggunakan bus yang didesain khusus. Pengunjung diuajak menikmati dan menelusuri dokumen vital di Surabaya," katanya pada Jawa Pos Radar Semeru.

Diawali dari Kantor Dinas Kearsipan, pengunjung disuguhi gambar serta aroma perjuangan arek-arek Surabaya. Dilanjutkan tour ke Bandungan Jagir, rumah Sampoerna, Tunjungan, Tugu Pahlawan dan Jembatan Merah.

Dia mengakui, potensi itu bisa diterapkan di Lumajang. Gedung Arsip Lumajang kata dia masih bisa dipermak menjadi suatu taman wisata arsip yang indah dan familiar. "Selanjutnya diteruskan ke situs biting, museum KWT, Segitiga Ranu dan tempat bersejarah di Lumajang. Asyik kan," katanya.

Dengan meningkatnya status unit organisasi satuan kerja perangkat daerah Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Lumajang menjadi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lumajang, maka menurut dia semua tantangan yang dimaksud bisa terjawab.

Sehingga dapat mendukung terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Juga pemerintahaan yang bersih menuju terwujudnya Masyarakat Lumajang yang Sejahtera dan Bermartabat.

Untuk itu, dia menegaskan bahwa fungsi kearsipan mesti didekatkan pada masyarakat. "Caranya adalah dengan merubah image bahwa arsip[ dari sekedar tumpukan kertas usang bau apek dan berdebu, menjadi dokumen canggih yang kekinian, informatif dan bisa dijadikan obyek wisata," pungkasnya. (fid/ras)



Sumber : Jawa Pos Radar Semeru, 25 Januari 2017
disalin oleh : (er)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar