Sabtu, 01 April 2017

Ketimbang Ngemis, Komunitas Sosial Sadarkan Gerakan Anti-Mengemis

Bantu Puluhan Warga Keterbatasan dengan Kembangkan Usaha Baru

Aksi sosial kini bukan hanya dilakukan oleh lembaga, namun juga masif dilakukan oleh netizen (julukan masyarakat pengguna media sosial internet). Seperti Ketimbang Ngemis, yang namyak masyarakat berketerbatasan untuk tidak mengemis.

RANGGA MAHARDIKA, Jember

KAFE di bawah Jembatan Mastrip kemarin tampak cukup meriah dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya. Sejumlah masyarakat utamanya anak muda tampak berkumpul dengan mengenakan seragam hitam-hitam.
Dalam kegiatan tersebut mereka menggelar sejumlah acara termasuk penggalangan dana. "Sebenarnya ini kegiatan ulang tahun kelompok sosial Ketimbang Ngemis (KN) Jember yang pertama," ucap Igam Arya Wada, Ketua Komunitas KN Jember ini. Untuk Jember sendiri, memang komunitas ini sudah setahun berdiri yakni pada 24 Januari 2016 silam. KN Jember merupakan salah satu gerakan 70 KN di seluruh Indonesia dimana pusatnya di Jogjakarta.

Igam mengakui jika komunitas sosial ini diklaim berbeda dengan kelompok sosial Lainnya. KN adalah komunitas sosial bertujuan membantu saudara yang membutuhkan dan lebih dikenal 'Sosok Ketimbang Ngemis' yang masih sanggup untuk berusaha bekerja dalam keterbatasan fisik maupun usia.

Prihatin Lihat Budaya Ngemis Kian Merajalela
Mereka mampu mencari nafkah untuk keluarganya tanpa meminta-minta atau mengemis dengan menjual barang/jasa,

Gerakan ini mengajak pada kelompok sasaran untuk lebih bisa mandiri dan bisa berdaya guna. Bukan hanya sekadar meminta-minta di pinggir jalan atau sebagainya. "Jadiu tujuannya agar masyarakat dengan keterbatasan ini masih mau berusaha dan bekerja dibanding meminta-minta," jelas mahasiswa Magister Hukum Universitas Jember ini.

Pembentukan komunitas ini merupakan suatu bentuk keprihatinan sebagai anak bangsa melihat budaya mengemis yang semakin merajalela. Budaya ini merupakan budaya yang tidak elok dipandang mata. "Sampai ada jargon Indonesia negara dengan seribu pengemis. Ini yang menyesakkan kami, ucapnya.

Salah satu yang dilakukan adalah memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak memberikan uang kepada pengemis. "Kami mengajak masyarakat untuk tidak memberikan uang kepada pengemis. Karena itu tidak baik," tegas alumni SMAN # Jember ini. Masyarakat lebih baik memberikan sumbangan ke sosok KN dengan dagangan kecilnya tersebut.

"Terlebih jika yang menjual adalah nenek kakek usia tua atau masyarakat difabilitas. Ini membuktikan mereka masih mau bekerja dan berusaha," tuturnya. Karena selama ini pihaknya melihat fenomina masyarakat lebih senang atau iba kepada pengemis. Mereka lebih memberikan uang kepada pengemis dibandingkan membeli dagangan dari masyarakat berketerbatasan ini.

"Pedagang orangtua atau difabilitas kadang dianggap sebelah mata. Seharusnya lebih baik membeli dagangan mereka meskipun tidak membutuhkannya," ucapnya.

Kelompok yang bersekretariat di Jalan Nias Raya no. 1 (belakang STIE Mandala Jember). Dengan KN di Jember ini, pihaknya mengajak pihak masyarakat untuk peduli lagi kepada masyarakat yang mau berusaha. Inilah yang ingin digugah pihaknya kepada masyarakat.

Selain memberikan edukasi kepada masyarakat, pihaknya juga telah memberikan sejumlah donasi kepada masyarakat yang berkebutuhan ini.

"Misalnya yang rutin setiap bulan memberikan tambahan modal usaha kepada sejumlah penjual buah dan gorengan di Pasar Tanjung," imbuh Ari Handoko, Humas KN Jember ini.

Yang diberikan tambahan modal usaha adalah sejumlah pedagang yang paling inspiratif dan yang membutuhkan setelah sebelumnya disurvei.

Total ada sekitar 30-40 sasaran yang dibantu selama KN terbentu. Setiap bulannya sebanyak 3-4 sasaran yang dibantu. Mereka juga membantu mempromosikan dagangan itu melalui media sosial sehingga masyarakat umum mau membeli dagangan mereka. Juga kadang mengajak masyarkat membeli jajanan sosok KN ini.

Sosok inilah yang kemudian dijadikan inspirasi untuk mengedukasi sejumlah pengemis yang ada di Jember. "Mereka saja mampu, masak meminta-minta yang masih muda saja tidak mampu. Kerena itu tagline kami# saynoto ngemis," tegasnya. dirinya juga menjelaskan jika masyarakat bisa memantau kegiatan mereka melalui medsos instagram @ketimbangngemis_jember. (hdi)




Sumber Radar Jember 28 Januari 2017

1 komentar: